Sunday, August 12, 2012

DKI-1

Sebenarya ga punya niat sama sekali membahas pilkada DKI yg sangat berbau politik, tapi berhubung sejak kecil saya tinggal di Jakarta, dan Jakarta adalah satu-satunya kampung halaman saya, dan saya seorang cina, dan saya pendukung Jokowi-Ahok.

Kalau dilihat dari peta partai politik, sepertinya cagub yang saya favoritkan bisa kalah di putara kedua nanti, tapi saya mencoba membahas beberapa fenomena seputar cagub yang terjadi belakangan ini.

Kasus Rhoma Irama
Kita semua pasti mengetahui kasus bang Rhoma seputar pilkada ini. Dengan alih-alih sebagai mubaligh, dia menyudutkan Jokowi-Ahok. Tapi coba telaah sekali lagi perkataan bang Rhoma ini yang meminta umat muslim memilih calon yang seiman. Kalau menurut saya, perkataan bang Rhoma tersebut secara tidak langsung meminta umat muslim memilih Jokowi sebagai DKI-1, karena Jokowi pun seorang muslim. Pertanyaannya, orang yang pernah terang-terangan mengacungkan jari tengahnya di media massa, apa pantas disebut seiman menurut definisi agama Islam? Dan setahu saya sih, dia tidak pernah meminta maaf atas perbuatannya itu. Mestinya jawaban ini hanya bisa dijawab oleh teman-teman saya yang muslim. Dan sekali lagi menurut saya, Foke sampai “meminta” bantuan bang Rhoma untuk black campaign seperti itu, berarti Foke sudah frustasi menghadapi rivalnya.

Kasus Korban Kebakaran di Tambora
Ucapan Foke yang menyuruh korban kebakaran untuk bangun rumah di Solo saja jika mereka masih memilih Jokowi sebagai DKI-1, menurut saya itu sangat tidak pantas diucapkan seorang kepala daerah. Dan menurut saya, ucapan Foke yang bernada “hopeless” itu juga sebagai tanda Foke sudah sangat frustasi dengan rivalnya, Jokowi. Dan sekali lagi saya tanyakan kepada teman-teman saya yang muslim, apakah ucapan Foke itu pantas disebut seiman menurut definisi agama Islam?

Ibarat orang main bulutangkis dan tertinggal skor jauh dari lawannya, sepertinya itu yang saat ini dialami Foke. Mau berbuat apapun malah jadinya menguntungkan lawannya karena dia sudah frustasi, lawan yang tadinya dia remehkan tiba-tiba mampu memberikan perlawanan yang sengit. Saya yakin, penduduk Jakarta cerdas, bisa membedakan informasi yang benar dan salah, dan bisa menentukan pemimpin yang becus dan tidak becus. Selama 5 tahun ini Jakarta sudah dipimpin oleh Foke, coba lihat apa hasilnya? Menurut saya sih, sama persis dengan Jakarta ketika dipimpin bang Yos.

No comments:

Post a Comment