Saturday, December 31, 2011

First Year Anniversary

Ga terasa banget, sepertinya baru setahun yang lalu saya menikahi Liliana. Pesta pernikahan kami dulu tidak mewah, malah tergolong biasa-biasa saja, tapi syukur pada Tuhan kami yang membiayai seluruh pesta itu sendiri tanpa merepotkan orang tua. Dari mulai urus birokrasi gereja yang rumit (karena saya Protestan dan istri saya Katolik), cari tempat pesta, cari tempat tinggal (syukurlah Tuhan memberikan kami apartemen yang walaupun kecil tapi sangat nyaman untuk ditempati), sampai sebar undangan kami lakukan sendiri. Pemberkatan di gereja juga berlangsung sederhana, kami mengadakan oikumene matrimony, yaitu pastor dari gereja istri, Katolik, juga ikut bersama-sama dalam melakukan seremoni pemberkatan pernikahan di gereja saya, GKI. Walaupun saat pernikahan itu, keluarga saya banyak yang tidak datang, tapi saya pikir ah biar saja, toh saya akan memulai lembaran baru dalam hidup saya. Mereka boleh tidak datang di pernikahan saya, tapi apapun yang terjadi saya tetap menikahi calon istri saya, dan itu saya lakukan dengan mengucapkan janji di altar gereja.
Di bulan-bulan pertama tahun pernikahan, saya harus menghadapi sesuatu yang tidak mengenakkan. Karena sesuatu hal, saya terpaksa meninggalkan tempat kerja saya selama dua tahun terakhir, dan memutuskan untuk menjadi freelancer. Kebetulan saat itu, Tuhan sudah memberikan sebuah proyek untuk saya kerjakan sebagai freelancer. Tapi ini hanya berlangsung dua bulan saja, karena saya memutuskan untuk menerima tawaran dari mantan bos untuk kembali ke tempat kerja saya lima-enam tahun yang lalu, kebetulan saya masih menjalin hubungan baik dengan mantan bos saya itu, dan dia memang sudah berulang kali mengajak saya kerja kembali di perusahaannya. Dan kali ini, saya menerima tawarannya itu.
Di tempat kerja yang baru ini saya ternyata menjadi sangat sibuk, seringkali pekerjaan kantor harus saya lakukan sampai tengah malam. Awalnya istri sering protes karena hal itu, tapi lama-kelamaan dia bisa mengerti ritme kerja di IT Consultant memang menuntut kerja keras.
Di pertengahan tahun 2011, ada sebuah peristiwa yang cukup membuat gempar keluarga dari istri saya, yaitu istri saya hamil. Awalnya saya sangat senang karena akan segera mempunyai bayi yang pasti sangat lucu, saya berharap dapat anak perempuan, karena sejak sebelum kami menikah, kami sudah mempersiapkan nama untuknya, tapi setelah 8 minggu Tuhan berkata lain, tidak ada tanda-tanda kemunculan janin di rahim istri saya, dan dokter memvonis Blighted Ovum (bener ga ya nulisnya?), jadi terpaksa harus melakukan kuret.
Meskipun demikian, saya dan istri yakin ini semua adalah rencana Tuhan. Jika Tuhan belum memberikan kami seorang anak, pasti Dia sudah mengetahui bahwa itu adalah yang terbaik untuk kami. Saya pun berulang kali bilang kepada dia, kalaupun Tuhan memang tidak memberikan anak, toh tidak apa, saya juga tidak memaksa, kami bisa mengadopsi anak nantinya. Saya paham betul kondisi istri saya yang memang sulit untuk mempunyai keturunan, dan sejak sebelum menikah saya sudah mengetahui itu, tapi hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk menikahi dia..
Satu tahun di 2011 ini memang banyak peristiwa yang terjadi, ada kejadian menyenangkan dan menyedihkan, tapi saya yakin, masa depan untuk kami masih terbentang cerah di depan sana karena Tuhan sudah menyediakan rencana yang indah untuk kami. Semoga di tahun-tahun yang akan datang, Tuhan memudahkan rejeki untuk keluarga saya, karena saat sebelum menikah dulu, kami punya mimpi, kami punya rumah sederhana di lingkungan yang nyaman, punya seorang anak perempuan yang cantik, dan punya seekor anjing Beagle. Semoga Tuhan mengabulkan mimpi kami tersebut.